Dia tersesat dalam lamunanku. menggigil. pucat pasi.
Semburat warna wajahnya memerah. Tak kusangka dia membuat pengakuan.
“Mbak!”
Aku diam saja. Aku enggan menganggapi gossip kali ini. Entah
aku yang menang atau aku sedang dibujuk. Seluruh orang jadi perhatian padaku.
“Menurutmu siapa pelakunya?”
Memikirkan sebentuk wajahnya saja aku tak sudi. Hapeku
tertinggal di meja ini. Semenit saja kepala kantorku menghampiri kami di
ruanganku. Tapi dia tertawa terbahak mengenai di kantor ini ada yang klepto.
Dua tahun lalu kejadiaannya. Aku pergi nonton dengannya.
Pergi terburu-buru dan saat aku di meja pada pagi yang sama, hapeku sudah
hilang.
Aku tak mau membahasnya kini. Dua bulan aku termenung dibuatnya.
Dia mengingatkanku pada kejahatanya di masa lalu.
“Kamu”
Dia mencoba nebak jawabku.
“Aku?”
Aku survey pelaku
dari dari daftar absen. Dan kamu masih anak baru waktu itu. Aku kira mengenalmu
dengan baik. Kata-kataku tak lagi manis. Kami menjadi rengang dan aku tak
peduli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar