Sabtu, 27 Desember 2014

optimis

papan ketik yang setia. Dia yang membuatku berharap, kini memberi harapan. Jelas sudah pesan merpati putih dalam mimpiku. Semuanya berproses seperti angin yang menjadikan titik air di lautan "naik" menjadi awan - sama seperti akhirnya awan menurunkan segerombol titik air kembali ke bumi. Hujan lebat yang hampir berjatuhan setiap hari seperti tetesan rindu yang kurasakan. titik-titiknya berdesakan.

Hari berlibur layaknya sebuah suasana yang tercipta tanpa harus terjadwal harus pergi pagi. Keadaannya, jadwalku bisa sangat santai tanpa aturan. sebuah artikel menghiasi layar kaca yang biasanya kutatap berjam-jam. menatapnya seperti kesukaanku - suasana sunyi penuh harap tentang bahasa. bahasa tentang "klasifikasi dan jenis" yang kurasa tanpa harus diklarifikasi menuduh. cukup dengan menghabiskan berapapun waktu yang kubutuhkan untuk menyapa banyak hal yang terlewat. Juga beberapa detail yang tidak kusadari bahwa deretan kata dan paragrafnya membuatku sadar. hanya cerminan diriku untuknya. dan dia berbahagia untuk melanjutkan hidupnya. aku menikmatinya seperti perjalanan jarum jam berganti tempat. langkahnya bergeser mencari posisi yang pas. Pas untuk mencerna apapun yang ditanya apa.

Bentukan kata-kata rumit namun sederhana bagi hatiku. Aku menemukannya. Kehangatnya selama ini membuatku yakin. Dia menciptakan suasana  sejuk dalam percakapan-percakapan kami. Aku paham kenapa aku bertahan hanya untuknya. Di dunia kasat mata, aku terpana pada alasan kenapa kita bertemu. Kita bertemu pada waktu yang direncanakan-Nya. Tanpa penolakan enggan. Semuanya berjalan mengalir seperti air hujan yang turun bersama segerombolannya. Bersama hal-hal yang menyejukan - menghiasi kehampaan rongga bumi yang rindu pada musim penghujan. Hujan menciptakan nuansa pada cakrawala. Pemandangannya menimbulkan warna-warna, juga ketegasan. Pada artikel yang kubaca. Persis seperti pesan halusinasi mimpi. kau tau. delusi bukan dalam suratan kita. Imaginya berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar