Rabu, 06 November 2013

simulasi

Dia jahat! Sejak perpisahan kita kemarin dia hanya melambungkan khayalan ABG labil. Aku tidak menghiraukannya. Hanya dengan latihan terus menerus aku menjalani apa yang harus aku jalani. Tugasku menumpuk. Ada beberapa pasang mata yang menunggu keberhasilanku. Hanya karena aku ingin, aku yakin punya kesempatan.

Bertanya bukan lagi yang seharusnya aku lakukan. Aku hanya perlu kesungguhan untuk terus melakukannya. Pertahanan tubuhku di malam hari tak kuhiraukan. Stamina menulisku harus prima. Sebelum menulis, aku harus tahan menatap barisan kata-kata sulit. Mendengarkan bagaimana orang mengucapkannya.  Dan aku tau bukan pemborosan jika aku rajin untuk sempurna.


Kertas latihanku berminggu lalu kubaca lagi. Entah angin apa mengenai kecepatan ini. Selembar demi lembar aku membacanya. Hatiku terluka 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar